Akuntansi perubahan harga (accounting for price changes)
mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap perubahan atau selisih harga
dan masalah akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah.
Dalam merancang akuntansi yang akan
diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur
atau rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar.
Rerangka
Akuntansi Pokok
Rerangka akuntansi pokok akan
menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen
keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam
pelaporan keuangan. Informasi tambahan atau pelengkap merupakan bagian dari
usaha untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi pelengkap akan
menambah keberpautan informasi akuntansi sementara kualitas objektivitas dan
keterujian masih tetap terjaga dalam statemen keuangan dasar.
Berbagai usulan akuntansi untuk
memperbaiki kelemahan akuntansi berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka
akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur akuntansinya. Akuntansi
perubahan harga merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan
penyajian informasi keuangan. Kalau konsep pemrosesan data dapat dipisahkan
dengan proses pelaporan data maka akuntansi perubahan harga tidak perlu mengganti
rerangka akuntansi pokok. Paton dan Littleton menyatakan bahwa informasi
perubahan harga akan berkurang manfaatnya atau maknanya atau bahkan tidak
bermanfaat samasekali tanpa disertai dengan informasi atas dasar kos historis.
Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk
membeli barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda. Rerangka akuntansi
pokok didasarkan pada asumsi bahwa daya beli uang stabil sepanjang masa. Kos
dianggap merepresentasi nilai. Dalam keadaan terjadi perubahan harga, kos
historis dipertahankan karena alasan keterandalan (keobjektifan pengukuran dan
keterujian data). Dalam kondisi perubahan harga sangat mencolok, keberpautan
informasi dengan keputusan menjadi berkurang, Agar kualitas keterandalan (reliabilitas)
dan keberpautan. (relevansi) dapat dicapai, rerangka akuntansi pokok harus
dilengkapi dengan informasi perubahan harga untuk menunjukkan pengaruhnya
terhadap laba dan posisi keuangan.
Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statemen
keuangan dasar. Paton dan Littleton menegaskan bahwa data dasar hendaknya
merupakan angka yang terandalkan yaitu obyektif dan dapat diverifikasi.
Tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada masalah
pertanggungjelasan tetapi juga pada pemenuhan kebutuhan pengambilan keputusan
ekonomi yang lebih luas. Tujuan penyajian informasi untuk pertanggung jawaban
menjadi tidak berarti atau bahkan dapat diganti sama sekali.
Kos merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka
memperoleh barang dan jasa dan merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka
penyerahan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Masalah
akuntansi
Perubahan harga menimbulkan masalah
bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital.
Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur
nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan
daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan capital
berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus
ditentukan jenisnya; financial atau fisis.
Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga
akuntansi kos historis menghadapi tiga masalah fundamental yang berkaitan
dengan penilaian (valuation), unit pengukur (measurement unit)
dan pemertahanan kapital (capital maintenance).
·
Masalah
Penilaian
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah kalau
dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak
berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau
kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau nilai
barang tertentu dapat pula menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya
mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan harga semacam ini disebut
dengan perubahan harga spesifik.
Akuntansi
menghadapi masalah dalam hal ini karena kos tercatat untuk suatu asset tidak
lagi menggambakan nilai asset tersebut. Model
akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang
yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut
yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang.
·
Masalah Unit
Pengukur
Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai
pengukur nilai tidak bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu.
Perubahan nilai unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga
secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau nilai atau manfaat suatu
barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat digunakan untuk memperoleh
barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli uang
berubah.
Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya
inflasi. Akuntansi menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah
nominal tidak lagi homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos
vertikal atau horisontal sebenarnya tidak bermakna lagi.
Bila
perubahan nilai dan daya beli terjadi bersama-sama pengaruh keduanya terhadap
kos historis harus ditunjukkan dalam pelaporan keuangan. Untuk mengatasinya
disebut secara umum sebagai akuntansi kos sekarang/rupiah konstan.
·
Masalah
Pemertahanan Kapital
Laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang
dapat didistribusi atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan. Untuk
menentukan laba dengan mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam mengukur
kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian, skala pengukuran, dan
jenis kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga atau nilai. Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran.
Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis
kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti
di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan perubahan harga menarik, perhitungan
laba atas dasar kos historis cenderung tersaji lebih. Hal ini disebabkan
perubahan akibat kenaikan harga atau untuk penahanan melekat pada angka laba.
Angka laba yang tersaji lebih dapat mengakibatkan distribusi laba yang melebihi
jumlah yang dapat menyisakan laba untuk mempertahankan kapital.
Model
akuntansi untuk mengatasi masalah perubahan harga adalah kos sekarang/capital
fisis atau disebut akuntansi nilai pengganti yang secara teknis sama dengan
akuntansi kos sekarang. Perbedaanya terletak pada penyajian dan interpretasi
jumlah rupiah untuk mempertahankan capital dalam statemen laba-rugi.
Pos-Pos Moneter dan Nonmoneter
Berkaitan dengan perubahan harga, pos-pos statemen
keuangan dapat dikategori menjadi pos moneter dan nonmoneter.
Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset
moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim untuk menerima kas di
masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga
masa datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan
untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang
sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan
dengan perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli. Untung
atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter dalam
keadaan daya beli berubah.
Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung atau rugi
daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter berkaitan dengan untung atau rugi
penahanan.
Pos-Pos Nonmoneter
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos
selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas aset nonmoneter dan
kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang mengandung jumlah rupiah
yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu
atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis
tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan
untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas
tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi
jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos
nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut
diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan
pada akhir perioda.
Pos-pos moneter berkaitan dengan
untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter dengan untung atau rugi
penahanan.
Perubahan Harga
Harga merepresentasi nilai tukar
barang dan jasa pada suatu saat dalam suatu lingkungan ekonomik. Barang dan
jasa dapat berupa barang dan jasa antara yaitu berupa faktor produksi atau
produk akhir (barang dan jasa untuk konsumsi).
Harga masukan adalah harga faktor
produksi dan harga barang atau jasa antara yang diperoleh untuk tujuan diolah
lebih lanjut. Harga keluaran adalah harga barang dan jasa yang dijual sebagai
produk perusahaan. Pasar faktor produksi disebut pasar masukan dan pasar produk
akhir disebut pasar keluaran.
Secara umum, perubahan harga
adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada
waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Dari segi
akuntansi, perubahan harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek
(pos) dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat
tertentu. Dari sudut perusahaan, perbedaan harga masukan dan keluaran bukan
merupakan perubahan harga tetapi lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai
ekonomik yang diharapkan karena proses produksi.
Karakteristik perubahan harga barang
dan jasa, ada tiga jenis perubahan harga yaitu : (1) perubahan harga umum, (2)
perubahan harga spesifik, dan (3) perubahan harga relatif
1.
Perubahan Harga Umum
Perubahan
harga umum yaitu perubahan karena inflasi atau daya beli. Terjadi perubahan
meskipun manfaat atau daya tukar barang sama. Perubahan
harga umum mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau
dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada
umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau
kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa
dalam perekonomian suatu negara. Penyebab lain adalah ketidakseimbangan
antara permintaan dan penawaran barang dan jasa secara umum atau perubahan
harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan harga umum ditandai
oleh perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang sama.
·
Inflasi dan Daya Beli Uang
Indeks harga dapat memberi gambaran perubahan tingkat
harga dari waktu ke waktu. Perubahan indeks harga merefleksi pula perubahan
daya beli atau nilai tukar uang. Kenaikan indeks
harga berarti penurunan daya beli demikian pula sebaliknya. Daya beli uang
adalah kemampuan satuan uang pada saat tertentu untuk ditukarkan dengan barang.
Gejala kenaikan tingkat harga umum
dari waktu ke waktu disebut inflasi. Inflasi ditunjukkan oleh indeks harga umum
yang cenderung menaik dari waktu ke waktu. Perubahan relatif indeks harga dari
perioda satu ke perioda berikutnya disebut dengan laju inflasi.
·
Implikasi Akuntansi
Kos berbagai objek yang diukur dengan satuan uang
pada waktu yang berbeda-beda sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak
homogenus sehingga tidak dapat dijumlahkan. Karena bersifat moneter, meretia
sudah merefleksi kos atau harga sekarang setiap saat atau pada tanggal
pelaporan. Dengan adanya perubahan daya beli, perusahaan kemungkinan akan
mendapat untung atau menderita rugi karena perusahaan menahan pos-pos moneter.
Untung atau rugi daya beli pos moneter terjadi apabila
perusahaan menahan aset moneter atau mempunyai utang moneter dalam jangka waktu
tertentu. Dalam kondisi inflasi, menahan aset moneter akan menimbulkan rugi
daya beli. Dalam kndisi deflasi menahan aset moneter akan memberikan
untung daya beli dan menahan utang moneter akan mengakibatkan rugi daya
beli.
·
Interpretasi Untung / Rugi Daya Beli
Jumlah rupiah untung atau rugi daya beli merupakan
informasi untuk membantu pemakai dalam menentukan laba ekonomik perusahaan
karena informasi tersebut berkaitan dengan seberapa jauh kapital secara
ekonomik harus dipertahankan.
Untung daya beli penahanan utang dapat diperlakukan
sebagai pengurangan aset yang diperoleh dengan utang tersebut. Untung
atau rugi daya beli pos moneter lancar dapat dianggap terrealisasi pada saat
pos aset moneter lancar diterima uangnya atau pada saat utang moneter lancar
dilunasi. Dari sudut pandang perusahaan sebagai kesatuan usaha, untung atau
rugi daya beli utang jangka panjang dalam suatu perioda tidak mempengaruhi
besarnya laba.
Dari sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan
memberi informasi apakah perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam
kondisi inflasi, tentu saja modal kerja moneter akan cenderung menurun daya
belinya.
2.
Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik adalah perubahan harga barang
tertentu karena nilai instrinsik barang tersebut berubah sehingga nilai
tukarnya juga berubah baik di pasar masukan maupun pasar keluaran.
Perubahan harga spesifik terjadi karena berbagai faktor
antara lain perubahan selera konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik
industri dan spekulasi atau perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas
barang dan jasa tertentu yang tersedia dalam masyarakat.
Perubahan harga spesifik dalam pasar masukan akan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan kos aset yang yang akhirnya
mempengaruhi biaya bagi perusahan. Perubahan harga spesifik dalam pasar
keluaran akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan perusahaan.
o Implikasi
Akuntansi
Dalam akuntansi kos historis, perubahan harga spesifik ini
tidak diperhatikan dan dengan sendirinya perubahan ini akan tersembunyi dalam
perhitungan laba. Seandainya pengaruh perubahan harga spesifik tersebut
dikeluarkan dari perhitungan laba, pengaruh ini akan menjadi untung atau rugi
penahanan.
o Interpretasi
Untung/Rugi Penahanan
Untung penahanan merupakan informasi tentang jumlah rupiah
untuk mempertahankan kapital.
Dari segi evaluasi kinerja manajemen, akuntansi kos
sekarang sebenarnya memberi informasi tentang kegiatan yang benar-benar
merupakan upaya manajemen dan kegiatan yang semata-mata hanya menahan aset
dalam kaitannya dengan pengelolaan kapital fisis. Laba operasi merupakan
hasil kegiatan produktif, sendangkan untung penahanan merupakan hasil kegiatan
penahanan aset semata. Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur
efisiensi pengelolaan dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya.
Dalam kondisi harga yang menarik, biaya atas dasar kos
sekarang yang dibebankan ke pendapatan akan cenderung lebih tinggi daripada
biaya historis karena itu laba akan cenderung lebih kecil.
3.
Perubahan Harga Relatif
Perubahan harga relatif mengukur tingkat penyimpanan
perubahan harga barang atau jasa tertentu terhadap perubahan akibat perubahan
tingkat harga umum seluruh barang dan jasa. Perubahan harga relatif adalah
perubahan harga setelah pengaruh perubahan daya beli dikeluarkan atau
diperhitungkan.
Kalau unit moneter dihomogenuskan dengan indeks harga
umum, statemen laba-rugi akan menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh
perubahan harga relatif tidak dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian
tidak dilakukan baik untuk perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan
harga umum. Model akuntansi yang memperhitungkan pengaurh perubahan harga
relatif sebenarnya merupakan bastar atau hibrida antara model akuntansi daya
beli konstan dan akuntansi kos sekarang. Model hibrida
tersebut disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan.
AKUNTANSI DAYA
BELI KONSTAN
Tujuan akuntansi daya beli konstan
adalah mempertahankan kapital atas dasar daya beli.
ü
Pemilihan Indeks Harga untuk Konversi
Untuk dapat menyajikan statemen
keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus dikonversi menjadi kos
daya beli pada saat pelaporan.
Untuk menyusun statemen keuangan
lengkap dalam daya beli, semua pos baik neraca atau laba-rugi harus dikonversi.
Bila indeks rata-rata digunakan dan pos-pos laba rugi terjadi secara merata
selama perioda, rupiah daya beli yang didapat untuk suatu pos biasanya hampir
sama dengan jumlah rupiah nominalnya.
ü
Keunggulan dan Kelemahan
Argumen yang biasanya diajukan untuk
mendukung penyajian informasi daya beli konstan adalah :
1. Akuntansi daya
beli konstan menjadi angka akuntansi lebih bermakna
2. Dengan akuntansi
daya beli konstan, pembandingan antarperioda akan memberikan informasi
yang lebih bermakna daripada pembandingan atas dasar rupiah nominal
3. Pembandingan data antarperusahaan juga akan menjadi lebih berarti dan
informatif
4. Akuntansi daya beli konstan akan menghasilkan informasi laba atas dasar
konsep mempertahankan kapital
5. Pejabat pemerintah sudah terbiasa menganalisis data keuangan atas dasar
nilai real, sehingga pelaporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rupiah
nominal kemungkinan dapat menyebabkan kebijakan pemerintah yang merugikan
perusahaan
6. Akuntansi daya beli konstan merupakan sarana mengeluarkan pengaruh
perubahan harga umum tanpa harus mengubah atau mengganti struktur akuntansi
yang sudah berjalan.
7. Akuntansi daya beli konstan dapat mengatasi atau meniadakan sama sekali
metoda akuntansi yang dimaksudkan untuk menanggulangi perubahan harga secara
parsial atau secara pos per pos
Beberapa keberatan dan kelemahan terhadap akuntansi daya beli konstan
adalah :
1. Akuntansi daya beli konstan mendasarkan diri pada data kos historis
sehingga kelemahan-kelemahan yang melekat pada kos historis tidak seluruhnya
dapat dihilangkan atau diatasi. Jadi, akuntansi daya beli konstan belum
memperhitungkan pengaruh perubahan harga spesifik
2. Manfaat informasi tambahan kemungkinan besar tidak sepadan dengan kos untuk
menyusun statemen keuangan daya beli konstan
3. Acapkali stateman keuangan daya beli konstan diinterpretasi secara keliru
sebagai informasi tentang nilai sekarang padahal informasi yang disajikan oleh
akuntansi daya beli konstan bukan merupakan nilai sekarang, nilai yang dapat
direalisasi, atau bahkan nilai diskonan
4. Untung rugi daya beli tidak mempunyai makna atau interpretasi yang jelas
atau intuitif.
5. Acapkali indeks yang digunakan untung menghomogenuskan unit pengukur tidak
mewakili perubahan daya beli yang terkandung dalam aset perusahaan sehingga
hasil perhitungan akuntansi daya beli konstan diragukan keterandalannya.
Kapital Daya Beli
Kapital daya beli sebenarnya
merupakan kapital finansial. Kapital finansial, laba terjadi dari kenaikan
jumlah rupiah kapital tanpa memperhatikan wujud kapital tersebut. Kapital daya
beli adalah jumah rupiah kapital finansial yang telah dikonversi menjadi daya
beli.
AKUNTANSI KOS SEKARANG
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu
perioda dengan mempertahankan kapital semula. Kapital diukur atas dasar
kapasitas operasi atau kemampuan untuk menyediakan barang dan jasa dengan
kuantitas yang sama dengan kapasitas atau kemampuan kapital sebelumnya.
Dasar Pengukuran Kos Sekarang
1. Kos Pengganti
Penekanan diletakkan pada kos pengganti aset yang dikuasai
perusahaan dengan aset yang sejenis atau sama fungsinya. Kos pengganti ini,
secara konseptual laba perioda akan terjadi atas dua unsur yaitu : (1) laba
operasi dan (2) untung atau rugi penahanan akibat perubahan harga relatif.
FASB memberi pedoman pengukuran fasilitas fisis yang sudah
terpakai dengan cara berikut :
a. Mengukur kos
sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang sama
dengan potensi jasa fasilitas pada waktu dibeli perusahaan dan menguranginya
dengan depresiasi yang diperhitungkan atas dasar kos baru sesuai metoda yang
sama
b. Mengukur kos
sekarang suatu fasilitas fisis beka yang sama umum dan kondisinya dengan aset
yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan
c. Mengukur kos
sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang berbeda
dengan yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan dan menyesuaikan kos baru
tersebut terhadap perbedaan-perbedaan nilai potensi jasa akibat perbedaan umur,
kapasitas, kualitas jasa dan kos pemeliharaan/pengoperasian.
2.
Nilai Jual Sekarang
Kos sekarang aset diukur atas dasar harga aset senandainya
pada saat sekarang perusahaan memilih untuk menjual aset tersebut alih-alih
memakainya untuk operasi. Nilai jual sekarang berarti jumlah rupiah pendapatan
yang dapat direalisasi seandainya aset dijual sekarang.
3.
Nilai Terrealisasi Harapan
Pendekatan ini sama dengan nilai jual sekarang hanya
pengukuran dilakukan atas dasar nilai sekarang aliran kas masa datang yang
diterima dari aset atau dibayar untuk aset atau utang bersangkutan.
Nilai penggunaan adalah nilai sekarang aliran kas di masa
mendatang yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aset oleh perusahaan.
Nilai pasar sekarang adalah jumlah rupiah kas, atau setara kas yang diharapkan
akan dapat diperoleh dari penjualan suatu aset dikurangi dengan biaya penjualan
yang terlibat dalam proses penjualan aset tersebut.
Kos sekarang dan
Pemertahanan Kapital
Akuntansi kos sekarang dilandasi konsep mempertahankan
kapital. Perubahan harga aset yang ditahan selama suatu perioda menimbulkan
untung atau rugi penahanan.
Untuk kapital
finansial untung atau rugi ini akan diperhitungkan dalam penentuan laba perioda
sebagai untung terrealisasi. Perbedaan utama antara konsep mempertahankan
kapital fisis dan kapital finansial adalah bahwa dalam mempertahankan kapital
fisis, untung atau rugi penahanan tidak dimasukkan sebagai komponen laba
perioda tetapi diperlakukan sebagai penyesuai ekuitas pemegang saham.
Sumber Informasi dan Teknik
Pengukuran penentuan kos sekarang
1.
Pengindeksan (Indexation)
Sumber informasi dapat berupa (1) indeks
harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang atau jasa yang
diukur atau (2) indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan
berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang ataujasa yang diukur
2.
Penghargaan Langsung (Direct Pricing)
Informasi dari
luar berupa (1) harga faktur sekarang, (2) daftar harga dari penjual barang
atau jasa (price list) atau kutipan harga lain atau taksiran, dan (3) kos
produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
3.
Pengkosan Unit (Unit Costing)
Teknik ini
digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan
untuk barang tau jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran atau barang yang
bersifat khusus (tidak standar).
4.
Penghargaan fungsional (Functional Pricing)
Teknik ini
digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi atau pemrosesan
dan bukanya suatu aset secara individual atau kelompok aset yang masing-masing
berdiri sendiri.
Keunggulan dan Kelemahan
1. Argumen yang
diajukan untuk mendukung disediakannya informasi kos sekarang :
2. Tindakan
manajemen untuk menghadapi perubahan harga biasanya diwujudkan dalam keputusan
yang didasarkan atas harapan atau prediksi adanya perubahan harga di masa
datang untuk barang atau jasa yang diperoleh perusahaan.
3. Akuntansi kos
sekarang dapat menunjukkan laba operasi dan untung penahanan sehingga dapat
memberikan informasi tentang pengaruh perubahan harga terhadap profitabilitas
perusahaan yang sesungguhnya.
4. Informasi kos
sekarang bermanfaat dalam analisis kemampuan perusahaan untuk menjaga kapasitas
operasi sekaligus untuk membagi dividen.
5. Neraca atas
dasar kos sekarang menggambarkan nilai ekonomik aset dan utang yang lebih
realistik dibandingkan neraca berbasis kos historis.
6. Akuntansi kos
sekarang akan memberikan informasi tentang efisiensi suatu perusahaan yang
lebih baik dan dapat diperbandingkan secara lebih bermakna dengan perusahaan
lain.
7. Untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, akuntansi kos sekarang mendasarkan
pada konsep pemertahanan kapital yang semestinya atas dasar perkembangan dan
kondisi perusahaan yang mutakhir.
Kritik umum yang ditujukan terhadap
akuntansi kos sekarang :
1. Belum ada definisi yang tegas dan tunggal tentang apa yang dimaksud
aset pengganti dan bagaimana aset tersebut diukur.
2. Akuntansi kos sekarang belum mempertimbangkan pengaruh perubahan daya beli
uang.
3. Konsep mempertahankan kapital yang menjadi landasan kos sekarang sebenarnya
bukan merupakan fungsi akuntansi atau laporan tetapi fungsi manajemen.
4. Kerumitan
penyususunan informasi kos sekarang sebagai pelengkap tidak sepadan dengan
manfaat yang diperoleh.
Ø Akuntansi Hibrida
Akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi
masalah unit pengukur tidak stabil sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha
untuk mengatasi masalah panilaian.
Perbedaan
Akuntansi Daya Beli Konstan dan Kos Sekarang
Akuntansi Daya
Beli Konstan
1. Mengatasi
masalah unit pengukur.
2. Merevisi atau
merevaluasi aset moneter pada akhir perioda.
3. Menggunakan
indeks harga umum karena sasaeannya perubahan umum.
4. Mengabaikan untung atau rugi penahanan pada saat revaluasi.
5. Mengungkapkan untung atau rugi daya beli atas aset monoter reto.
6. Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai penyesuai kapital
daripada komponen laba dalam rangka pemertahanan kapital.
Akuntansi Kos
Sekarang
1.
Mengatasi masalah penilaian.
2.
Merevisi atau merevaluasi aset nonmoneter secara terus
menerus.
3.
Menggunakan indeks harga spesifik karena sasarannya
perubahan harga spesifik.
4.
Mengabaikan untung atau rugi daya beli.
5.
Mengungkapkan untung atau rugi penahanan atas aset
nonmoneter neto.
6.
Untung atau rugi sebagai selisih lebih bermakna sebagai
komponen laba daripada penyesuai kapital dalam rangka pemertahanan kapital.
Standar
Akuntansi Perubahan Harga
Dengan
dikeluarkannya SFAS No. 89, FASB telah mengubah status pelaporan informasi
perubahan harga dari wajib menjadi anjuran. Secara autoritatif pengungkapan
informasi perubahan harga setelah SFAS No. 89 sebenarnya bersifat
sukarela. Standar akuntansi perubahan harga dalam profesi akuntansi di Amerika
memang mempunyai riwayat yang agak unik. Standar yang cukup penting yang
berpautan dengan pembahasan dalam bab ini adalah SFAS No. 33, No. 82 (1984),
dan terakhir No. 89 (1986).27
v SFAS No. 33
Semula melalui
SFAS No. 3, FASB mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan
perubahan harga spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut
penyajian komprehensif statemen keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli
kostan tetapi hanya mewajibkan pengungkapan sebagian informasi yang membantu
pemakai untuk mengevaluasi pengaruh perubahan harga.
Untuk akuntansi
daya beli konstan, butir-butir minimum yang harus diungkapkan adalah :
1. Informasi
tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar daya beli
konstan.
2. Untung atu rugi
daya beli atas pos-pos moneter neto untuk tahun berjalan.
Dalam SFAS No.
33, FASB menetapkan informasi minimal yang harus diungkapkan atas dasar kos
sekarang sebagai berikut :
1.Informasi tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas
dasar kos sekarang.
2.Jumlah rupiah
kos sekarang sediaan dan fasilitas fisis pada akhir tahun.
3.Untung dan rugi
perusahaan selama tahun berjalan untuk sediaan dan fasilitas fasis.
v SFAS No. 82
FASB menerbitkan
SFAS No. 82 yang isinya meniadakan beberapa pengungkapan yang sebelumnya diatur
dalam SFAS No. 33. Standar baru ini meniadakan atau membatalkan ketentuan untuk
mengungkapkan informasi daya beli konstan.
v SFAS No. 89
SFAS No. 89
tidak lagi mewajibkan (to require) pengungkapan pengaruh perubahan harga
sebagai informasi pelengkap tetapi sangat menganjurkan (to encourage)
pengungkapan tersebut.
Model Akuntansi dan Implementasinya
Standar pelaporan perubahan harga menyangkut empat model
yaitu:
1. akuntansi kos
historis
2. akuntansi daya
beli konstan
3. akuntansi kos
sekarang
4. akuntansi kos sekarang/daya beli
konstan.
Suatu
model akuntansi perubahan harga ditentukan oleh kombinasi tiga faktor:
1. Dasar penilaian
2. Skala pengukuran
3. Jenis Kapital
Sumber :
Choi D.S.
Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar