Perekonomian Indonesia
Tentang
”Aku Bangga Indonesia”Dari Segi Ekonomi
Disusun Oleh :
Martika ayuningsih ( 24210242 )
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Genetika,yang
disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber buku dan internet.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Aku Bangga Indonesia”Dari segi Ekonomi , karena penyusun ingin mendalami tentang Perekonomian
Indonesia.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Dengan demikian penyusun mengucapkan terima kasih.
Bekasi, 20 maret 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yaitu penduduk
dalam konteks pembangunan ekonomi memiliki peran ganda. Peran ganda penduduk
dalam konteks pembangunan ekonomi adalah sebagai produsen dan juga sebagai
permintaan. Sejalan dengan peran ganda tersebut, penduduk dapat menjadi faktor
pendorong dan juga penghambat pembangunan ekonomi.
Karakteristik sumber daya manusia atau
kependudukan Indonesia sebagai negara yang masih berkembang ditandai oleh empat
hal utama, yaitu :
a. laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi
b. distribusi penduduk /penyebaran penduduk yang tidak merata
c. struktur umur penduduk yang kurang menguntungkan (komposisi penduduk,
angkatan kerja)
d. kualitas penduduk yang relatif rendah (sistem pendidikan, kesehatan)
Keempat hal utama di atas merupakan masalah yang dihadapi oleh sumber daya
manusia di Indonesia dan berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
b .INVESTASI
Berdasarkan teori ekonomi,
investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal
barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan
datang (barang produksi). Contoh
termasuk membangun rel kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan, atau
seseorang sekolah di universitas. Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah
suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C +
I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada
investasi non-residential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi
residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat
bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan
akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih
tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan
lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan
lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga
menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada
meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat investasi :
Sebagai sebuah keputusan yng rasional, investasi
sangat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu tingkat pengembalian yang
diharapkan dan biaya investasi.
1. Tingkat Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)
Kemampuan perusahaan menentukan
tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan
eksternal perusahaan.
Kondisi internal perusahaan:
a. Kondisi internal
faktor-faktor yang berada di bawah control
perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang
digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan. Artinya, makin tinggi tinggi tingkat efisiensi, kualitas
SDM dan teknologi, maka tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.
Selain ketiga aspek teknis tersebut di atas,
tingkat pengembalian yang diharapkan juga dipengaruhi oleh factor-faktor
nonteknis, terutama di Negara sedang berkembang. Misalnya, apakah perusahaan
memiliki hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan dengan pusat perusahaan, dan
penguasaan jalur informasi.
b. Kondisi Eksternal Perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan
pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional. Jikan perkiraan tentang masa
depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi
meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan.
Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang
ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan
menaikkan pajak misalnya, diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan
agregat. Akibatnya, tingkat investasi akan menurun. Factor social politik juga
menentikan gairah investasi. Jika social polotik makin stabil, investasi
umumnya juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan Negara).
2. Biaya investasi
Menentukan
tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat
bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin
menurun.
Namun, tidak jarang, walaupun tingkat bunga
pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya
total investasi masih tinggi. Factor yang memengaruhi terutama adalah masalah
kelembagaan. Misalnya, prosedur izin investasi yang berbelit-belit dan lama
(> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan memperhitungkaan nilai waktu
uang dari investasi makin mahal. Demikian halnya dengan keberadaan dan
efisiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hokum, stabilitas politik, dan
keadaan keamanan.
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
a.
Kemajuan teknologi
b. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
c. Keuntungan yang diperoleh perusahaa-perusahaan
Upaya-upaya yang dapat digunakan untuk membantu
memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan adalah:
a. Lebih mengembangan
ekspor komoditi non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan
penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri. Untuk menunjang langkah ini
perlu diusahaan peningkatan nilai tambah dan kemampuan bersaing dari
komoditi-komoditi yang akan diekspor tersebut.
b. Mengusahakan adanya
pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk
kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
c. Menciptakan iklim
investasi yang menarik dan aman bagi para penanaman modal asing, sehingga makin
banyak PMA yang masuk ke Indonesia.
d. Lebih menggiatkan dan
menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk
golongan ekonomi lemah, agar mereka secepatnya dapat berjalan bersama dengan
para pengusaha besar dalam rangka peningkatan produktifitas.
c.
INFLASI
Inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus yang
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor terebut antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan
kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya
tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan,
dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.
Berdasarkan
asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari
dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari
dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga
bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah
inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa
terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan
tarif impor barang.
Inflasi
juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang
tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun,
apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu
disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan
inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan
meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama. Disebabkan nilai uang terus merosot disebut
inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan tingkat keparahannya inflasi juga
dapat dibedakan menjadi:
- Inflasi ringan
(kurang dari 10% / tahun)
- Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
- Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
- Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada
saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian
menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat
kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat
dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke
waktu.
Berikut
ini adalah dampak positif inflasi terhadap perekonomian masyarakat :
1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena
kenaikanpendapatan kecil.
Dampak
negatif inflasi terhadap perekonomian masyarakat :
1. Harga barang-barang dan jasa naik.
2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3. Menimbulkan tindakan spekulasi.
4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
Namun
pemerintah juga mempunyai cara-cara tertentu untuk mengatasi inflasi yang
terjadi. Cara-cara tersebut antara lain:
1. Kebijakan Moneter
Politik
diskoto (Politik uang ketat) : bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang
beredar dapat dikurangi.
Politik pasar
terbuka : Bank sentral menjual obligasi atau surat
berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual
surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar
sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih
rendah.
Peningkatan cash ratio : Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank
sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat
menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
2. Kebijakan Fiskal
Mengatur
penerimaan dan pengeluaran pemerintah, Pemerintah tidak menambah pengeluarannya
agar anggaran tidak defisit. Menaikkan pajak, Dengan menaikkan pajak konsumen
akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar
pajak.
3. Kebijakan Non Moneter
Kebijakan Sektor Riil
Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya, Menekan tingkat upah Pemerintah
melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal. Pemerintah
melakukan distribusi secara langsung.
Penanggulangan inflasi
yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering
(pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah
pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai
mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
Kebijakan yang berkaitan
dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah
output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga
impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri
cenderung menurunkan harga. Kebijakan penentuan harga dan indexing , Ini
dilakukan dengan penentuan ceiling price.
Pemerintah
menstimulus bank untuk memberikan kredit lebih spesifik kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
Contohnya bank BRI mencanangkan tahun ini sebagai Microyear
Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak , Menstimulus masyarakat
untuk menggunakan produk dalam negeri.
Walaupun
inflasi bisa berdampak positif maupun negatif terhadap perekonomian Indonesia,
namun alangkah baiknya bila keadaan ekonomi di Indonesia tetap stabil. Sehingga
tidak ada pihak yang mendapat keuntungan berlipat ganda, sedangkan pihak lain
mengalami keterpurukan secara ekonomi. Hendaknya pencegahan inflasi secepatnya
dilakukan sebelum terjadi inflasi yang berdampak buruk. Diperlukan keterampilan
pemerintah dalam mengamati kondisi ekonomi yang terjadi saat ini. Ditambah dengan
pola hidup masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif. Tidak jarang hal
tersebut mengakibatkan inflasi. Semoga kelak perekonomian Indonesia bisa lebih
baik lagi dan tidak menimbulkan kesenjangan masyarakat.
5.
PENGANGGURAN
Pengangguran ini terjadi karena jumlah
angkatan kerja melebihi tingkat kesempatan kerja tersedia. Di negara-negara
yang sedang berkembang tingkat pertumbuhan angkatan kerja cukup tinggi,sehingga
tidak seimbang dengan kesempatan kerja yang ada,kalau kenyataan tersebut
terjadi,maka angka pengganguran cukup tinggi.
Berdasarkan tingkat
pengganguran,dapat diketahui apakah perekonomian berada tingkat kesempatan
kerja penuh (full employment) atau tidak. Secara teoritis perekonomian dianggap
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh apabila tenaga kerja yang tersedia
seluruhnya digunakan.Di dalam praktik,tingkat kesempatan kerja penuh mengandung arti yang sedikit
berbeda.
Guna menentukan apakah perekonomian telah mencapai full employment atau
belum yang menjadi ukuran bukanlah penggunaan tenaga kerja 100%, tetapi
penggunaan tenaga kerja yang sedikit lebih rendah dari itu. Di Amerika Serikat,misalnya full
employment telah dianggap tercapai bila tingkat pengangguraan paling banyak
sekitar 4%.
Di Negara kita upaya untuk menekan tingkat pengangguran di lakukan
melalui pengendalian tingkat pertumbuhuan penduduk. Program keluarga berencana
adalah salah satu alternatif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini
disebabkan pembangunan ekonomi tidak mempunyai arti kalau di barengi dengan
tingkat pertumbuhan penduduk terlalu tinggi.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis
mengidentifiksikan masalah sebagai berikut :
1 . Terdapat hubungan
antara inflasi dengan pengangguran di Indonesia ?
2. Angka kemiskinan di
Indonesia pada september 2006 adalah sebasar 17,5% ?
3. Menurut anda adakah
keterkaitan antara inflasi dengan Pengangguran
?
C. Perumusan Masalah.
Berdasarkan pada identifikasi masalah, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1 . Jelaskan perbedaan
antara investasi otonom dengan investasi terpengaruh ?
2. Sebutkan Dampak positif
dan Dampak negatif inflasi terhadap perekonomian masyarakat
3. Apa yang di maksud
dengan kebijakan moneter dan tujuan kebijakan moneter ? Instrumen apa saja yang
digunakan dalam kebijakan ini ?
4. Apa penyebab terjadinya pengangguran disuatu
Negara dan faktor penyebab ?
5. Sebutkan jenis-jenis
pengangguran dan macam-macam pengangguran ?
D . Tujuan Penelitian.
Kita dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi pengangguran , kebijakan ,dan
inflasi suatu Negara Indonesia.
E . Manfaat Penelitian.
Dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengatasi pengangguran , inflasi perekonomian ,
investasi
BAB II
METODE PENELITIAN
Dalam
ini saya menggunakan metode yang dilakukan adalah metode sebagai berikut :
v OBSERVASI
Observasi adalah penglihatan langsung ke tempat sasaran yang dituju
sehingga hasilnya lebih teliti dan lebih mendekat kebenaran.
v Melalui Media Internet.
Mencari bahan materi tentang usaha catering melalui internet dengan cara
membuka situs www.google.com
v WAKTU DAN TEMPAT OBSERVASI
Tempat
: a. Kampus (J) Gunadarma Kalimalang
b. Dirumah
c. Diwarnet
Tanggal
: 20-21 maret 2011
Waktu : 10.00-12.00
BAB III
PEMBAHASAN
1. investasi
otonom (Autonomous Investment)
Ø Investasi otonom adalah investasi yang
tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam pendapatan nasional maupun
tingkat bunga.
Ø
Investasi dorongan/ investasi terpengaruh (Induced Investment)
Investasi
dorongan/ investasi terpengaruh yaitu investasi yang didorong oleh perubahan
adanya pendapatan nasional. Makin tinggi pendapayan nasional, makin tinggi
investasinya.
2. Dampak
positif inflasi terhadap perekonomian :
1. Peredaran / perputaran barang
lebih cepat.
2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena
kenaikanpendapatan kecil.
Dampak negative inflasi terhadap
perekonomian :
1. Harga barang-barang dan jasa
naik.
2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3. Menimbulkan tindakan spekulasi.
4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
3 . Kebijakan moneter , tujuan dan Instrumen
kebijakan moneter
Kebijakan
Moneter Adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moeneter (Bank Indonesia)
untuk mempengaruhi jumlah yang beredar dan kredit yang pada akhirnya akan
mempegaruhi kegiatan ekonomi masyarakat
Tujuan kebijakan Moneter :
a. Kesempatan Kerja
Semakin besar gairah
untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan produksi. Peningkatan
produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan
terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.
b. Kestabilan harga
Apabila kestablian
harga tercapai maka akan menimbulkan kepercyaan di masyarakat. Masyarakat
percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang akan
masa depan.
C . Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional yang
seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di suatu Negara. Agar neraca
pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering melakukan
kebijakan-kebijakan moneter.
Instrumen kebijakan
moneter
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market
Operation)
Instrumen ini merupakan alat kebijakan moneter yang terpenting karena
merupakan determinan utama antara perubahan tingkat
suku bunga dan monetary base serta menjadi sumber utama
untuk mempengaruhi fluktuasi jumlah uang beredar. Kebijakan ini meliputi
tindakan menjual dan membeli surat-surat berharga olehbank sentral. Tindakan
ini memiliki 2 pengaruh utama terhadap kondisi pasar uang : pertama, menaikkan
cadangan bank-bank umum yang turut dalam transaksi. Hal ini dikarenakan dalam
pembelian surat berharga misalnya, bank sentral akan menambah cadangan bank
umum yang menjual surat berharga tersebut, akibatnya bank umum dapat menambah
jumlah uang yang beredar (melalui proses penciptaan kredit). Pada saat bank
sentral menjual surat-surat berharga di pasar terbuka, cadangan bank-bank umum
akan menurun. Berikutnya bank-bank ini dipaksa untuk mengurangi penyaluran
kreditnya, dengan demikian akan mengurangi jumlah uang beredar. Pengaruh yang
kedua, tindakan pembelian atau penjualan surat berharga akan mempengaruhi harga
(dan dengan demikian juga tingkat bunga) surat berharga, sehingga mengakibatkan
menurunnya jumlah uang beredar dan meningkatkan tingkat suku bunga.
2. Penetapan Tingkat
Diskonto (Discount Policy)
Kebijakan ini meliputi tindakan untuk mengubah tingkat bunga yang harus dibayar
oleh bank umum dalam hal meminjam dana dari bank sentral. Kebijakan ini pada
dasarnya bertujuan untuk mempengaruhi tingkat diskonto yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap jumlah uang beredar melalui perubahan tingkat bunga
pinjaman. Dengan menaikkan diskonto, maka biaya untuk meminjam dana daribank
sentral akan naik sehingga akan mengurangi keinginan bank umum untuk melakukan
peminjaman ke bank sentral.
Akibatnya, jumlah uang yang beredar dapat ditekan /
dikurangi. Di samping itu, posisi jumlah cadangan juga dapat dipengaruhi
melaluiinstrumen ini. Apabila tingkat diskonto mengalami kenaikan, maka akan
meningkatkan biaya pinjaman pada bank. Peningkatan jumlah cadangan ini
merupakan indikasi bahwa bank sentral menerapkan kebijakan moneter yang ketat.
3 . Penetapan Cadangan Wajib Minimum (Reserves Requirements)
Kebijakan
perubahan cadangan minimum dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Apabila
cadangan wajib minimum diturunkan, maka akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan jumlah deposito sehingga jumlah uang beredar cenderung meningkat,
dan sebaliknya apabila cadangan wajib minimum dinaikkan, maka akan mengurangi jumlah
deposito yang akhirnya akan menurunkan jumlah uang yang beredar.
Indikator
empirik untuk kebijakan moneter yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Jumlah uang beredar (M2), yaitu jumlah seluruh uang
yang beredar yang terdiri dari M1(uang kartal dan uang giral) ditambah dengan
uang kuasi.
b. Bunga deposito 1 bulan (Depo1)
c. Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
d. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
e. Inflasi
4. penyebab terjadinya pengangguran disuatu
Negara dan faktor penyebab
Penyebab terjadinya pengangguran di suatu
negara :
1.
Tekanan demografis dengan jumlah dan komposisi angkatan kerja yang besar.
2.
Pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih kecil daripada pertumbuhan angkatan kerja.
3.
Jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.
4.
Kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.
5.
Terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
6.
Kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Menurut faktor penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi;
a) pengangguran voluntair,
yaitu pengangguran yang terjadi secara sukarela karena mencari pekerjaan dengan
pendapatan yang lebih baik.
b) pengangguran teknologi,
yaitu pengangguran yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya penggunaan
alat-alat mesin, komputerisasi, bahkan robot dalam proses produksi.
c) pengangguran deflatoir,
yaitu pengangguran yang terjadi karena menurunnya kegiatan perekonomian suatu
negara sehingga permintaan masyarakat ikut menurun, hal ini mengakibatkan
perusahaan mengurangi kapasitas produksinya, atau bahkan menghentikan
produksinya, akibatnya terjadi pengurangan pekerja. d) pengangguran struktural,
yaitu pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan pada struktur ekonomi
dari suatu negara.
5.
Jenis
pengangguran dan macam-macam
pengangguran
Jenis
pengangguran sebagai berikut :
Pengangguran
Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang
dari 35 jam selama seminggu.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak
karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam
pengangguran :
Pengangguran konjungtural (Cycle
Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
Pengangguran struktural (Struktural
Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :



Pengangguran friksional (Frictional Unemployment)
adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi
kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
Pengangguran musiman adalah
pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim
tanam ke musim panen.
Pengangguran teknologi adalah
pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia
menjadi tenaga mesin-mesin
Pengangguran siklus adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena
terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerat demand).
BAB IV
KESIMPULAN
1.
Bahwa
dengan kondisi tersebut, Indonesia merupakan Negara yang memiliki suatu
kekuatan dan kesempatan bagi perkembangan perekonomian dan juga menjadi
kelemahan bagi perekonomian kita.
2.
Apabila
dikelola secara professional,dengan pengawasan yang ketat dan benar-benar di
peruntukkan bagi masyarakat,maka ini merupakan kekuatan yang kita miliki. Dan
sebaliknya apabila sumber daya yang ada di setiap pulau hanya di nikmati oleh
sebagian masyarakat dan tidak dikelola secara prefesional,hal ini merupakan
sebagai kelemahan dan ancaman bagi perekonomian Indonesia
3.
Bahwa
banyaknya perusahaan di Indonesia perlu dikoordinir oleh pemerintah agar bisa bedampak
pada investasi bagi Negara kita,sehingga berupanya agar banyak perusahaan yang
melakukan investasi di Negara kita