Selasa, 06 Mei 2014

AKUNTANSI KOMPARATIF


            Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula humum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Dengan demikan standar akuntansi merupakan hasil dari penetapan standar. Namun praktik sebenarnya berbeda dari yang ditentukan standar. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakpatuhan dengn ketentuan akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif di banyak negara, secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak dari pada yang diharuskan, dan hal-hal lainnya.

Enam Sistem Akuntansi Nasional
Perancis
merupakan pendukung utama dalam penyeragaman akuntansi nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptable General pada bulan September 1947.
Plan Comptable General berisi:
1.      tujuan dan prinsip akuntansi serta pelaporan keuangan
2.      definisi aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham, pendapatan dan beban
3.      aturan pengakuan dan penilaian
4.      daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya
5.      contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya

Dasar utama aturan akuntansi di Perancis adalah Hukum Akuntansi 1983 dan Dekrit Akuntansi 1983, yang membuat Plan Comptable General wajib digunakan oleh perusahaan. Disetiap perusahaan harus memiliki manual akuntansi, jika perusahaan yakin dan memahami dan mengendalikan proses akuntansi merupakan sesuatu yang perlu. Setidaknya manual ini mencakup diagram arus yang lengkap dan penjelasan atas keseluruhan sistem akuntansi, deskripsi seluruh proses pengelolaan data dan lain-lain.
Hukum pajak juga mempengaruhi akuntansi di Perancis. Beban-beban dapat dikurangkan untuuk perhitungan pajak jika hanya beban tersebut sepenuhnya terjadi dan tercrmin dalam laporan keuangan tahunan. Ciri khusus akuntansi di Perancis adala terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasikan. Hukum memperbolehkan perusahaan Prancis mengikuti Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).

Jerman
Lingkungan akuntansi di Jerman mengalami perubahan terus menerus dan hasilnya luar biasa sejak terakhir Perang Dunia II. Hukum komersial pada secara khusus menuntut adanya berbagai prinsip tata buku yang terarur dan audit secara independen hampir tidak tersisa setelah perang usai. Hukum perusahaan tahun 1965 mengubah sistem pelaporan kuangan Jerman dengan megarah pada ide-ide Inggris Amerika tetapi hanya berlaku bagi perusahaan besar. Pada awal tahun 1970 an, Uni Eropa mulai mengeluarkan direktif harmonisasi, yang harus diadopsi oleh negara-negara anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang ke empat, ketuju, dan kedelapan seluruhnya masuk dalam hukum Jerman melalui ndang-undang Akuntansi Komprehensif yang diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985. Dua undang-udang baru diberlakukan pada 1998, yang pertama menambah sebuah paragraf baru dalam buku ketiga Hukum Komersial Jerman sehingga memungkinkan perusahaan yang menerbitkan saham/utang pada sebuah pasar modal yang terorganisir untuk mengunakan prinsip akuntansi yang diterima secara internasiona dalam laporan keuangan koolidasi yang dibuatnya. Kedua, memperoleh pendirian organisasi sektor swasta untuk menetapkan standar akuntansi atas laporan keuangan konsolidasi. Hukum pajak secara garis besar menentukan bahwa laba kena pajak ditentkan oleh apa yang tercatat dalam catatan keuangan perusahaan.
            Undang-undang tentang pengendalian dan transparansi 1998 memperkenalkan keharusan bagi kementrian kehakiman untuk mengakui badan swasta yang menetapkan standar nasional untuk memenuhi tujuan berikut:
1.      Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam pelaporan keuangan konsolidasi
2.      memberikan nasehat kemapa kementrian kehakiman atas legislasi akuntansi yang baru
3.      mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional seperti IASB

Jepang
            Akuntansi dan Pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai pegaruh domestik dan internasional. Dua badan pemerintah yang terpisah bertanggung jawab atas regulasi akuntansi dan hukum pajak penghasilan perusahaan di Jepang memiliki pengaruh lebih lanjut.
            Untuk memahami akuntansi di Jepang, seserang harus memahami budaya, praktik usaha, dan sejarah di jepang.
            Perusahaan di Jepang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain, dan seringkali bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerat industri yang meraksasa yang disebut sebagai Keiretsu. Modal usaha Keiretsu ini sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990 an.
            Pemerintah nasional masih memiliki pengaru paling signifikan terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga undang-undang, yaitu hukum komersial, undang-undang pasar modal, dan undang-undang pajak penghasilan perusahaan. Hukum komersial diatur oleh keentrian kehakiman (MOJ). Hukum tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan yang paling memiliki pengaruh besar. Perusahaan milik publik harus memenuhi ketentuann lebih lanjut dalam undang-undang pasar modal (Securities and Exchange Law-SEL) yang diatur oelh kementrian keuangan. Tujuan utama SEL adalah untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusa investasi.

Belanda
Akuntansi di Belanda memiliki beberapa paradoks yang menarik. Belanda memiliki ketentuan akuntansi dan pelaporan yang relative permisif, tetapi standar praktik profesioal yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar. Di Belanda, akuntansi  dianggap sebagai cabang dari ekonomi usaha yang dicurahkan terhadap topik-topik akuntansi dan khususnya terhadap pengukuran akuntansi.
Regulasi di Belanda tetap liberal sampai tahun1970 ketika undang-undang laporan keuangan tahunan diberlakukan. Diantar provisi utama undang-undang tahun1970 tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Laporan keuangan tahunan harus menunjukan gambaran yang wajar mengenai posisi dan hasil keuangan selama satu tahun
2.      laporan keuangan harus disusun sesuai dengan praktek usaha yang baik
3.      Dasar penyajian aktiva dan kewajiban dan penentuan hasil operasi harus diungkap
4.      laporan keuangan harus disusun sesuai dengan dasar yang konsisten dan pengaruh material dari perubahan dalam prinsip akuntansi harus diungkapkan secukupnya.
5.      Inforasi keuangan komporatif untuk periode sebelumnya harus diungkapkan dalam laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya
Kualitas laporan keuangan Belanda sangat seragam. Laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda namun dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuanga harus memuat hal-hal berikut : neraca, laporan laba rugi, catatan-catatan, laporan keuangan tahunan harus disajikan baik berdasarkan induk perusahaan saja maupun konsolidasi. Kelompok-kelompok perusahaan untuk tujuan konsolidasi terdiri dari perusahaan-perusahaan yang membentuk unit ekonomi yang berada dibawah kendali yang sama.
Meskipun metode penyatuan untuk penggabungan usaha dapat digunakan dalam kondisi tertentu, metode tersebut sudah jarang digunakan di Belanda. Goodwill merupakan perbedaan antara biaya akuisisi dengan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dibeli. Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat terlihat dengan diperbolehkannya penggunaan nilai kini untuk aktiva berwujud seperti persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan-perusahaan di Belanda memiliki fleksibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba. Pos-pos tertentu dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan dalam ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :
1.  Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum untuk diasuransikan
2.  Kerugian akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan laiinya
3.  Konsekuensi akibat restrukturisasi keuangan

Inggris
           Akuntansi di Inggris berkembang sebagai cabang ilmu independen dan secara pragmatis menyikapi kebutuhan dan praktek usaha. warisan akuntansi Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi. konsep penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar juga berasal dari Inggris.
           Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris secara luas diatur oleh aktiva yang disebut sebagai undang-undang perusahaan. Undang-undang perusahaan disesuaikan, diperluas, dan dikonsolidasikan sepanjang tahun. Berikut enam (6) badan akuntansi di Inggris yang berhubungan dengan komite konsultatif badan akuntansi yang berdiri pada tahun 1970:
1.      Institut Akuntan berizin resmi di Inggris dan di Wales (The Institute of Chartered Accountans in England and Wales-ICAEW)
2.      Institut Akuntan berizin resmi di Irlandia (The Institute of Chartered Accountans in Ireland-ICAI)
3.      Institut Akuntan berizin resmi di Skotlandia (The Institute of Chartered Accountans in Scotland-ICAS)
4.      Asosiasi Akuntansi berizin resmi dan bersertifikat (The Association of Chartered Certified Accountants -ACCA)
5.      Institut Akuntan Manajemen berizin resmi (The Chartered Institute of Manajement Accountants-CIMA)
6.      Institut Keuangan dan Akuntansi publik berizin resmi (The Chartered Institute of Public Finance andt Accountancy-CIPFA)

Amerika Serikat
Amerika Serikat diatur oleh badan sektor swasta (Badan Standar Akuntansi Keuangan, atau Finacial Accounting Standard Board-FASB), tetapi sebuah lembaga pemerintah (Komisi Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange Commision-SEC) juga memiliki kekuasaan untuk  menetapkan standarnya sendiri.
System AS tidak memiliki ketentuan hukum secara umum mengenai penerbitan laporan keuangan yang diaudit secara periodic. Perusahaan di AS dibentuk berdasrkan hukum negara bagian, bukan hukum federal. Meskipun memiliki kekuasaan hukum untuk menentukan standar akuntansi dan pelaporan untuk perusahaan publik, SEC tetap berganyung pada sektor swasta yang menetapkan standar tersebut. SEC bekerja sama dengan FASB dan memberi tekanan bila melihat FASB bergerak terlalu pelan atau ke arah yang salah.
Laporan keuangan tahunan yang semestinya dibuat oleh sebuah perusahaan AS yang besar meliputi komponen berikut ini:
1.      Laporan manajemen
2.      Laporan auditor independen
3.      Laporan keuangan utama (laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, laporan laba komprehensif, dan laporan ekuitas pemegang saham)
4.      Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan
5.      Pengukapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap laporan keuangan
6.      catatan atas laporan keuangan
7.      perbandingan data keuangan tertentu selama 5 atau 10 tahun
8.      data kuartal terpilih

Aturan pengukuran akuntansi di AS mengasumsikan bahwa entitas usaha akan terus melangsung usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat tergantung pada konsep penanding. Penggabungan usaha harus dicatat sebagai sebuah pembelian. Goodwill dikapitalisasi sebagai perbedaan antara nilai wajar pemberian yang diberikan dalam pertukaran dan nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh. Goodwill dihapus bukukan dan dibebankan didalam laba jika bukunya melebihi nilai wajarnya.

Sumber:
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi Internasional, Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Minggu, 04 Mei 2014

EKSPOSUR DAN AKUNTANSI VALAS

Akuntansi Sebuah Bahasa Bisnis
Akuntansi merupakan alat menyampaikan informasi keuangan dari sebuah entitas usaha yang melakukan kegiatan bisnis. Akuntansi juga meyerupai bahasa dalam hal bahwa sejumlah aturan akuntansi bersifat definif sementara yang lain tidak. Ada perbedaan pendapat di antara para akuntan mengenai bagaimana suatu peristiwa tertentu harus dilaporkan.
Bahasa berkembangnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, demikian juga akuntansi. Semakin kompleks dunia bisnis dan keuangan, semakin kompleks pula informasi keuangannya. Sejumlah aturan yang berlaku sekarang, mungkin pada masa mendatang akan dimodifikasi untuk memenuhi perkembangan atau perubahan kebutuhan organisasi dan konstitutenya, yang sudah tidak dapat dipenuhi lagi dengan aturan yang berlaku sekarang.
Eksposur Valas
Yaitu sebuah ukuran terhadap poteni perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs.
Eksposur valas secara konvensional diklasifikasikan menjadi eksposur traksaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan.
Eksposur Transaksi berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan dalam valas terhadap peubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena :
a)      Membel atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan dinyatakan dalam valas
b)      Meminjamkan atau meminjam dana dalam valas
c)      Terkait dala kontrak untuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu di masa medatang
d)     Transaksi ekonomi yang lain untuk memperoleh aset atau mendapatkan uang yang dinyatakan dalam valas.
Eksposur Translasi didefinikan sebagai potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasi periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dengan mengbah angka laporan ke dalam sebuah valuta perusahaan induk.
Eksposur Ekonomi didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh perubahan kurs yang tidak diharapkan (perhitungkan). Perencanaan untuk eksposur ekonomi melibatka seluruh organisasi (tidak seperti eksposur translasi dan eksposur transaksi yang melibatkan bendahara dan manajer akuntansi) karena eksposur ekonomi mempengaruhi interkasi strategi-strategi yang benar-benar meliputi seluruh bidang fungsional perusahaan, yaitu berupa akuntansi, keuangan, marketing, personalia, dan produksi.

Pasar Valas dan Kurs
Pasar valas merupaka mekanisme melalui valuta suatu negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan traksakasi dimana dua belah pihaak setuju untuk menukarkan valuta yang satu denga valuta a
yang lain pada kurs tertentu. Transaksi vaas dapat terjadi di spot market dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil dipasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisis dalam forward market, para partisipan mengadakan kontak pada hari ini untuk penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Pasar valas mempunyai pasar retail dan pasar wholesale. Karakteristik pasar wholesale adalah transaksinya berukuran besar dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain. Pada pasar retail, transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil biasanya mempunyai spread yang tinggi.

Sumber:


Sabtu, 03 Mei 2014

DISCLOSURE

Pengertian Disclosure

Kata Disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data, Disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, maka tujuan dari pengungkapan (Disclosure) tersebut tidak akan tercapai.
Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha. Dengan demikian informasi yang diungkapkan harus jelas, lengkap dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut.
Tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah sebagai berikut :
1.   Pengungkapan yang cukup (Adequate)
Disclosure yang minimal harus ada sehingga ikhtisar-ikhtisar keuangan menjadi tidak menyesatkan.
2.Wajar (Fair Disclosure)
Tersirat tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang merupakan pembaca potensi pembaca potensial dari laporan keungan.
3.   Lengkap (Full)
Berarti penyajian semua informasi yang relevan. Bagi beberapa pihak Full Disclosure berarti penyajian informasi secara berlebih-lebihan dan karenanya tidak tepat. Informasi yang berlebih-lebihan adalah berbahaya karena penyajian informasi dengan detail terlalu banyak justru akan menyembunyikan informasi yang penting dan membuat laporan keuangan menjadi sukar diinterpretasikan.
Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah pengungkapan yang cukup (Adequate).

Pengungkapan (Disclosure) dalam Laporan Keuangan

Tujuan yang positif dari Disclosure adalah untuk memberikan informasi yang penting dan relevan kepada para pemakai laporan keuangan, sehingga dapat membantu mereka dalam membuat keputusan dengan cara yang terbaik. Ini berarti bahwa informasi yang tidak material atau relevan harus diabaikan apabila kita mengaharapkan bahwa informasi yang disajikan itu mempunyai makna dan dapat dimengerti.
Sejalan dengan tujuan dasar akuntansi, salah satu tujuan yang dicapainya adalah penyajian informasi yang cukup sehingga perbandingan dari hasil yang diharapkan dapat dilakukan. Kemungkinan membandingkan (comparability) dapat dicapai dengan dua cara, yaitu :
1.   Dengan Penyajian Disclosure yang cukup mengenai bagaimana angka-angka akuntansi diukur dan dihitung.
2.   Dengan memberikan kemungkinan kepada investor untuk melakukan rangkai dari berbagai masukan kedalam decision models-nya.
Laporan keuangan perusahaan ditujukan kepada pemegang saham, investor, dan kreditur. Disamping ketiga pihak tersebut, pengungkapan juga diberikan kepada pegawai, konsumen, pemerintah dan masyarakat umum, tetapi pihak-pihak ini dipandang sebagai penerima kedua dari laporan keuangan dan bentuk-bentuk lain pengungkapan.
Masalah yang berkaitan dengan seberapa banyak informasi perlu disajikan dalam laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh tujuan pelaporan keuangan. Dalam SFAC No. 1 FASB (1980) menyebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan. Dengan kata lain cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan dengan laporan keuangan.
Tujuan pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No.1 adalah sebagai berikut :
Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa lainnya secara rasional. Informasi tersebut bersifat komprehensif.
©   Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan dan ketidak pastian tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.
©   Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, kalim terhadap sumber-sumber tersebut dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
©   Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha suatu perusahan selama periode tertentu.
©   Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, pinjaman dan pembayarannya, transaksi modal, termasuk deviden dan distribusi lainnya terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada pemilik serta faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi perusahaan.
©   Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakain sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.
©   Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai kepentingan pemilik.
Dari tujuan pelaporan diatas apabila transaksi/peristiwa memenuhi kriteria tertentu, maka transaksi/peristiwa tersebut akan disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan dasar (utama) yaitu, disajikan dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Modal.
Kriteria untuk mengakui teransaksi atau peristiwa tertentu dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1.   Definisi (Definition)
Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan.
2.   Keterukuran (Measurability)
Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat diukur jumlahnya dengan reliabilitas yang tinggi.
3.   Relevansi (Relevance)
Informasi yang terdapat dalam pos tersebut memiliki kemampuan untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan keuangan.
4.      Reliabilitas (ReliabilityI)
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang digambarkan atau direpresentasikan serta dapat diuji kebenarannya (verifiable) dan netra.

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertnggungjawabkan (stewardship) tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik peruisahaan. Manajemen perusahaan bertanggungjawab (stewardship) atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Agar pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran yang jelas maka laporan keuangan yang disusun harus berdasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas dan arus kas perubahan dengan menerapkan PSAK secara benar diserta pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam catatan atas laporan keuangan.

Tiga konsep pengungkapan dalam laporan keuangan yang umumnya diusulkan adalah sebagai berikut :
1.      Pengungkapan yang cukup (Adequate)
Disclosure yang minimal harus ada sehingga ikhtisar-ikhtisar keuangan menjadi tidak menyesatkan.
2.      Wajar (Fair Disclosure)
Tersirat tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang merupakan pembaca potensi pembaca potensial dari laporan keungan.
3.      Lengkap (Full)
Berarti penyajian semua informasi yang relevan. Bagi beberapa pihak Full Disclosure berarti penyajian informasi secara berlebih-lebihan dan karenanya tidak tepat.
Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah pengungkapan yang cukup (Adequate).
Metode yang umum digunakan dalam pengungkapan informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Bentuk dan susunan laporan yang formal.
2.      Terminologi dan penyajian yang terperinci.
3.      Informasi sisipan.
4.      Catatan kaki.
5.      Ikhtisar tambahan dan skedul-skedul.
6.      Komentar dalam laporan auditor.
7.      Pernyataan Direktur Utama atau Ketua Dewan Komissris.
Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya peling lama 4 bulan setelah tanggal neraca. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu.